Salman Al Farisi adalah salah satu sahabat Nabi ﷺ yang memiliki peran besar dalam perjalanan dakwah Islam di Madinah. Ia bukan hanya seorang mujahid dan pemikir, tapi juga teladan kebijaksanaan yang menyatukan semangat iman dengan kecerdasan akal.
Setelah memeluk Islam dan dibebaskan dari perbudakan, Salman langsung menjadi bagian penting dari komunitas Muslim di Madinah. Latar belakangnya sebagai orang Persia yang berilmu membuatnya membawa pandangan baru dalam strategi, pemerintahan, dan penyebaran dakwah.
Salah satu kontribusi terbesar Salman adalah saat Perang Khandaq, ketika ia mengusulkan strategi menggali parit untuk pertahanan kota Madinah. Ide itu terbukti sangat efektif dan menjadi salah satu momen paling bersejarah dalam sejarah militer Islam. Namun, peran Salman tidak berhenti di medan perang saja.
Dalam kehidupan sosial, Salman dikenal dekat dengan rakyat dan selalu membimbing mereka dengan penuh kasih. Ia menolak kemewahan dan hidup sangat sederhana. Ketika diangkat menjadi gubernur di Madain (Irak), ia tidak pernah menumpuk harta, bahkan tetap bekerja dengan tangannya sendiri membuat keranjang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kecintaannya pada keadilan membuatnya disegani sekaligus dicintai. Ia sering mengingatkan orang-orang berkuasa agar tidak melupakan amanah rakyat. Sikapnya yang rendah hati dan lemah lembut menjadikannya sosok yang mampu berdakwah tanpa harus memaksa.
Salman juga dikenal sebagai penghubung antarbangsa. Dalam masyarakat Madinah yang terdiri dari beragam suku dan latar belakang, ia menjadi simbol persaudaraan sejati. Rasulullah ﷺ bahkan bersabda, “Salman adalah bagian dari keluargaku.” Sebuah kehormatan besar bagi seorang yang bukan keturunan Arab, tetapi memiliki keimanan dan kesetiaan yang mendalam.
Hidup Salman menunjukkan bahwa dakwah Islam tidak hanya melalui kata-kata, tapi juga melalui keteladanan. Ia berdakwah dengan perbuatan, dengan akhlak yang memikat, dan dengan ketulusan yang membuat orang lain mencintai Islam.
Akhir hayatnya dihabiskan dalam ketenangan di Madain, Irak. Ia wafat dalam keadaan sederhana, namun namanya tetap harum dalam sejarah Islam. Dari Madinah hingga Persia, jejak perjuangannya menjadi bukti bahwa Islam adalah agama yang menghargai ilmu, pengorbanan, dan persaudaraan tanpa batas.
Kisah Salman Al Farisi mengajarkan kita bahwa setiap orang, dari mana pun asalnya, bisa memberi kontribusi besar bagi agama dan umat jika memiliki iman yang tulus serta semangat untuk berbuat baik. Ia adalah bukti bahwa Islam adalah cahaya universal yang mempersatukan hati manusia dari berbagai bangsa di bawah satu kalimat: La ilaha illallah.
